Jumat, 22 Juli 2011

FONOLOGI


FONOLOGI.
1. Pengertian Fonologi.
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang bunyi bahasa.
Fonologi dibagi atas dua bagian:
~. Fonetik yaitu ilmu yang menyelidiki dan menganalisis bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari cara menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.
~. Fonemik yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
Bunyi bahasa merupakan hal yang diartikulasikan, kemudian membentuk gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
Fon merupakan bunyi yang dikelurkan oleh alat bicara tanpa melihat fungsinya sebagai pembeda arti.
Bunyi bahasa dilihat dari sudut ujaran atau tuturan (parole).
Berdasarkan proses kejadian bunyi bahasa, dibedakan atas 3 jenis:
~. Fonetik artikulatoris (organik/pisiologis).
Mempelajari bagaiman mekanisme alat-alat bicara yang ada dalam tubuh manusia dalam menghasilkan bunyi bahasa. Guru bahasa harus menguasai ini agar bunyi tepat.
~. Fonetik akuistis.
Mempelajari bunyi bahasa sebagai gejala qisis yang berupa getaran udara. Hal ini erat dengan perekaman, radio, piringan hitam dan lain-lain.
~. Fonetik auditoris (pendengaran, syaraf).
Mempelajari bagaiman mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara. Erat kaitannya dengan dunia kedokteran dan dalam proses mendengar dan menyimak.
2. Produksi Bunyi Bahasa.
Komunikasi lisan melibatkan alat ucap sedangkan komunikasi tulisan tidak.
Faktor yang terlibat ada 3:
*. Sumber tenaga (udara yang dialirkan keluar dari paru-paru).
*. Alat ucap/artikulator (bagian dari alat ucap yang dapat digerakkan/digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi).
*. Rongga pengubah getaran/titik artikulasi (bagian dari alat ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator).
Tempat/alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru antara lain, batang tenggorok, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
Alat-alat ucap yang memiliki fungsi:
Paru-paru, batang tenggorok, pangkal tenggorok, pita suara, krikoid, tiroid, lekum, aritenoid, epiglotis, akar lidah, tengah lidah, pangkal lidah, daun lidah (lamina), ujung lidah (apex), tekak, langit-langit lunak, langit-langit keras, gusi, gigi atas, gigi bawah, bibir atas, bibir bawah, mulut, rongga mulut, rongga hidung.
3. VOKAL.
Vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan/halangan.
Klasifikasi vokal: a, e, ê, i, o, u.
Vokal a adalah vokal pusat rendah tak bundar.
Vokal e adalah vokal depan tengah tak bundar.
Vokal ê adalah vokal pusat.
Vokal i adalah vokal depan tinggi tak bundar.
Vokal o adalah vokal belakang, tengah tak bundar.
Vokal u adalah vokal pusat, tengah tak bundar.
Vokal tergantung pada posisi bibir, tinggi rendahnya lidah, maju mundurnya lidah dan tidak tergantung dari kuat lembutnya udara.
a. DIFTONG.
Diftong (vokal rangkap) adalah 2 vokal berurutan yang diucapkan dalam satu waktu.Contoh pantai, ramai, pulau, kerbau, asoi, amboi dan lain-lain.
Diftongnisasi adalah bunyi monoftong (bunyi tunggal) yang dapat berubah menjadi diftong. Contoh sentosa → sentausa, anggota → anggauta. Sedangkan
Monoftongnisasi adalah diftong yang diubah menjadi bunyi tunggal/monoftong. Contoh ramai → rame, pantai → pante, pulau → pulo dan lain-lain.
Diftong ada 2:
~. Diftong menurun adalah diftong yang ketika perangkapan bunyi vokoik itu diucapkan : *. Bersonoritas contoh pulau → pulaw.
                   *. Kurang bersonoritas bahkan mengarah ke bunyi non vokoik.
~. Diftong menaik adalah diftong yang ketika perangkapan bunyi vokoik itu diucapkan: *. Kurang atau menurun sonoritasnya dan mengarah ke bunyi non vokoik.
                  *. Menguat sonoritasnya contoh dalam bahasa Prancis mwa → moi, sabwa → sebuah.
4. KONSONAN.
Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat hambatan/halangan.
Klasifikasi konsonan.
Pembentukan konsonan:
*. Berdasarkan dari artikulator dan titik artikulasinya:
~. Konsonan bilabial.
Konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. Seperti [b], [p], [m].
~. Konsonan labio-dental.
Konsonan yang dihasilkan mempertemukan gigig atas sebagai titik artikulasi dan bibir atas sebagai artikulatornya. Seperti [f], [v].
~. Konsonan lamino/apiko alveolar.
Konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi, daun lidah menempel pada gusi. Seperti [t],[d].
~. Konsonan dorso velar.
Konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velom/langit-langit lunak. Seperti [k], [g].
~.Konsonan hamzah/glotal.
Konsonan yang terjadi dengan posisi pita suara sama sekali merapat sehingga menutup glotsis, seperti [?].
~. Konsonan laringal.
Konsonan yang dihasilkan dengan pita suara terbuka lebar sehingga udara yang keluar digesekkan melalui glotsis, seperti [h].
*. Berdasarkan halangannya/konsonan cara artikulasi.
~. Konsonan hambat.
Konsonan yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru sama sekali dihalangi, seperti [p], [k], [b], [d], [j], [g].
~. Konsonan gesek/friaktif.

Konsonan yang terjadi apabila udara yang keluar dari paru-paru digesekkan, seperti [s], [p], [x], [h], z.
~. Konsonan lekwida.
Konsonan yang dihasilkan dengan menaikkan lidah ke langit-langit sehingga sehingga udara terpaksa diaduk dan dikeluarkan melalui ke-2 sisi lidah, seperti [l].
~. Konsonan getar/trill.
Konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke alveolum atau pangkal gigi, seperti [r].
~. Konsonan semi vokal.
Konsonan yang dihasilkan pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni, contoh [w], [y].
*. Berdasarkan turut tidaknya pita suara bergetar.
~. Konsonan bersuara, yaitu pita suara turut bergetar, sepaerti [b], [d], [n], [g], dan [w].
~. Konsonan tak bersuara, yaitu bila pita suara tidak bergetar, seperti [p], [t], [c], [k].
*. Berdasarkan jalannya.
~. Konsona oral, yaitu udara keluar melalui rongga mulut, seperti [p], [b], [k], [d], dan [w].
~. Konsonan nasal, yaitu udara yang keluar melalui rongga hidung, seperti [m], [n], [ny], [ng].
a. KLUSTER.
Kluster atau konsonan rangkap ( 2 atau lebih) merupakan bagian dari struktur fonetik atau fonotatik yang disadari oleh penuturnya.
2 konsonan:
pl ( i ) → pluit, plural, pluralisme,plonco, planet, plaza d.l.l.
tr (it) → trauma, tragis, tradisi,transmigrasi d.l.l.
kw (w) → kwintal, kwartet, kwartal d.l.l.
kl ( i ) → klitoris, klausa, klasik, kliwon d.l.l.
3 konsonan: erat kaitannya dengan bahasa kedokteran dan biologi, seperti str (strategi) (strategis), sky, spr, skl.
5. Perubahan bunyi dalam bahasa Indonesia.
~. Asimilasi.
Merupakan proses 2 bunyi yang tidak sama/berbeda menjadi sama. Seperti top → stop. Asimilasi terbagi 2:
*. Asimilasi berdasarkan tempat dar fonem:
-.  Asimilasi progresif, yaitu bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah bunyi yang mengasimilasikan.
-.  Asimilasi regresif, yaitu bunyi yang diasimilasikan mendahului bunyi yang mengasimilasikan. Contoh in + moral menjadi inmoral > imoral.
                               ad + similiato menjadi assimiliasi > asimilasi.
*. Asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri:
-. Asimilasi total yaitu 2 fonem yang disamakan dijadikan serupa betul, seperti ad + salam menjadi assalam > asalam.
-. Asimilasi parsial yaitu 2 fonem yang disamakan hanya disamakan sebagian saja, seperti in + port menjadi import > impor.
~. Desimilasi.
Merupakan proses 2 bunyi yang sama menjadi tidak sama atau berbeda.
lauk-lauk menjadi lauk pauk. sayur-sayur menjadi sayur mayur.
~. Suara bakti.
Merupakan bunyi yang timbul antara 2 fonem dan mempunyai fungsi untuk melancarkan ucapan suatu kata. Contoh: gurauan terdengar timbul bunyi w. Pakaian terdengar timbul bunyi y. Pulau terdengar timbul bunyi w.
~. Modifikasi.
Merupakan perubahan bunyi vokal sebagai akibat dari pengaruh bunyi lain yang mengikutinya. Contoh: balik [bali?], kokoh [KOKOH], tokoh [ToKOH].
~. Netralisasi.
Merupakan perubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh lingkungan. Contoh: adab – sebab, arap – rusap, sedap – sedap.
~. Zeroisasi.
Merupakan penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Contoh: tak, ndak – tidak, gimana – bagaimana, pigi –pergi.
~. Metatesis.
Merupakan perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata menjadi 2 bentuk kata yang bersaing. Contoh: kerikir → kerikil, brantas → bantras, jalur → lajur.
~. Anaptiksis.
Merupakan perubahan bunyi dengan jalan menambahkan bunyi vokal tertentu diantara 2 konsonan untuk memperlancar ucapan. Contoh putra → putera, putri → puteri, bahtra → bahtera, sloka → seloka.
~. Diftongnisasi adalah bunyi monoftong (bunyi tunggal) yang dapat berubah menjadi diftong. Contoh sentosa → sentausa, anggota → anggauta. Sedangkan
~. Monoftongnisasi adalah diftong yang diubah menjadi bunyi tunggal/monoftong. Contoh ramai → rame, pantai → pante, pulau → pulo dan lain-lain.
6. INTONASI.
Intonasi yaitu kerja sama antara tekanan, nada, tekanan waktu, dan perhentian-perhentian yang menyertai suatu tutur dari awal hingga ke perhentian akhir.
Macam-macam intonasi yaitu intonasi berita, intonasi pertanyaan, intonasi harapan, intonasi perintah, dan lain-lain.
Intonasi tidak merupakan suatu gejala tunggal tetapi dari perpaduan bermacam-macam gejala yang lazim disebut tekanan, nada, dan perhentian.
~. Macam-macam tekanan.
*. Tekanan dinamik yaitu tekanan keras yang diletakkan atas sebuah suku kata dan mempunyai fungsi untuk membedakan arti. Contoh: rêfuse = sampah, refûse = menolak.
*. Tekanan tinggi atau nada/fix.
Nada berkenaan dengan rendahnya suara.
Ada 5 macam nada:
-. Nada naik/meninggi yang biasanya diberi tanda garis ( ∕ ). Seperti pada saat marah.
-. Nada turun/merendah biasanya diberi tanda garis ( \ ). Seperti pada saat sedih.
-. Nada datar biasanya diberi tanda garis (- ).
-. Nada naik turun/meninggi lalu merendah diberi tanda garis (^).
-. Nada turun naik/merendah lalu meninggi diberi tanda garis (v).
kāu = kutu busuk. kau = kera.
*. Tekanan kuantitas yaitu tekanan yang terjadi karena suatu vokal diucapkan lebih panjang dari vokal yang lain. Contoh bhara = yang mengandung.
                                                            bhāra = muatan.
~. Tekanan dalam bahasa Indonesia.(buku pintar)
*. Tekanan keras atau stres.
Contoh: perumahan (suku kata mah terdengar lebih keras dari bagian lain).
*. Tekanan dinamik.
Macam-macam tekanan dinamik:
-. Tekanan dinamik silabis yaitu tekanan dinamik yang terdapat dalam suatu kata serta diletakkan atas suatu suku kata yang berfungsi membedakan arti.
-. Tekanan dinamik kata yaitu tekanan yang berfungsi untuk menekannkan sepatah kata karena mendapat perhatian yang khusus.
*. Nada.
Nada dapat dibedakan menjadi 2:
-. Nada rendah yaitu nada yang dipergunakan seseorang dalam keadaan sedih.
-. Nada tinggi yaitu nada yang dipergunakan seseorang dalam keadaan marah.
*. Tekanan waktu (diukur dengan jangkawaktu).
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tutur disebut durasi.
~. Perhentian.
Beberapa macam perhentian:
*. Perhentian sebentar. Menunjukkan bahwa tutur itu masih akan dilanjutkan. Adapula perhentian yang menyatakan suatu tutur atau bagian dari suatu tutur sudah mencapai kebulatan yang disebut perhentian antara, dilambangkan dengan tanda koma (,).
*. Perhentian akhir dilambangkan dengan tanda titik (.) atau titik koma (;).
7. JEDA/persendian.
Jeda berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar, seperti (am + bil), (pe+lak+sa+na).
Segmen silabel:
*. Jeda antar kata dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal (/).
*. Jeda antar frase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda (//).
*. Jeda antar kalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda (#).
#buku//sejarah/baru#
#buku/sejarah//baru#.
Ada 3 macam sistem jenis tulisan dan ejaan:
*. Ejaan fonetik yaitu tulisan fonetik yang dibuat untuk keperluan studi fonetik dibuat berdasarkan huruf-huruf dari aksara lain yang ditambahkan dengan sejumlah tanda diakretik dan sejumlah modifikasi terhadap huruf latin. Contoh:
r ‘ atu’ el’isabEt məresmikan Pəmb’uka?An.
*. Contoh tulisan fonemis.
/ ratu el,isabeT m(ə)resmikan p(ə)mbukaan.
*. Contoh tulisan ortografis/EYD.
Ratu Elisabeth meresmikan pembukaan.
8. Bunyi Supra Sub Mental.
Merupakan cara yang paling mudah untuk di mengerti dari sudut aqistik yakni frekuensi dan amflitudo.
Peranan ciri supra submental merupakan istilah yang digunakan dalam penandaan bahasa lisan. Dalam bahasa tulis disebut tanda baca. Ciri supra submental maupun tanda baca memegang peranan penting dalam berbahasa.
Bunyi-bunyi bahasa yang telah dipaparkan dikaji sebagai unit-unit bahasa yang berdiri sendiri. Bunyi-bunyi itu menyangkut beberapa aspek:
~. Nada (tinggi rendahnya bunyi).
~. Tekanan (keras lemahnya bunyi).
~. Tempo (panjang pendeknya bunyi).
~. Jeda (kesenyapan).
9. Silaba/silabari (pemisahan suku kata).
Dalam suku kata ada 2 teori:
~. Teori sonoritas yaitu menjelaskan bahwa suatu rangkaian bunyi bahasa yang diucapkan oleh penutur selalu terdapat puncak-puncak kenyaringan (sonoritas) diantara bunyi-bunyi yang diucapkan. Puncak kenyaringan ini ditandai dengan denyutan dada yang menyebabkan paru-paru mendorong udara keluar seperti pada bunyi bu+ dha, gandhi d.l.l.
~. Teori prominan yaitu menitikberatkan pada gabungan sonoritas (kenyaringan) dan ciri-ciri supra submental, terutama jeda/kesenyapan.
Penyukuan/silabisasi dibedakan menjadi 3 bagian:
~. Silabisasi fonetis.
Merupakan penyukuan kata yang didasarkan pada realitas pengucapan yang ditandai oleh hembusan nafas dan satuan bunyi sonor.
~. Silabisasi fonemis.
Merupakan penyukuan kata yang didasarkan pada struktur fonem bahasa yang bersangkutan. Contoh: raba → r │a │b │a │.
~. Silabisasi morfologis.
Merupakan penyukuan kata yang memperhatikan proses morfologis ketika kata itu dibentuk. Contoh: kesatuan → ke │satu │an.
10. ALOFON.
Adalah bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem seperti bunyi│t│ │th│ .
Alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis, artinya banyak mempunyai kesamaan dalam pengucapannya.Contoh pheis, pace.
11. UMLAUT, ABLAUT, dan HARMONI VOKAL.
*. Umlaut berasal dari bahasa Jerman, artinya perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi.
Tangan → hand (inggris), handje (jerman).
*. Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa indojerman, untuk menandai berbagai fungsi gramatikal.
*. Harmoni vokal adalah keselarasan vokal terdapat dalam bahasa Turki.
Bahasa Turki kuda/kuda-kuda → at/atlar.
12. HURUF (pintar).
Huruf adalah lambang atau gambaran dari bunyi.
Manusia mengenal $ macam sistem tulisan berikut:
~. Tulisan Piktograf: urutan beberapa gambar untuk melukiskan suatu peristiwa. Contoh: pada orang Indian Mexico.
~. Tulisan silabis: suatu tanda untuk menggambarkan suatu suku kata. Contoh tulisan Jepang, Dewa Negari.
~. Tulisan fonemis: satu tanda untuk melambangkan satu bunyi.
Contoh huruf Latin, Yunani, Jerman.
~. Ideograf atau Logograf: suatu tanda atau lambang mewakili sepatah kata atau pengertian. Contoh huruf Cina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar